Banjir Di Sulawesi Selatan dan Kalimantan Timur


Sulawesi Selatan

Banjir yang melanda Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, meluas. Sejak Rabu (24/4) malam banjir telah meremdan tiga kecamatan, dari sebelumnya enam desa di Kecamatan Lamasi Timur.

Dua kecamatan lainnya yang kini terkena banjir adalah Kecamatan Lamasi dan Walenrang Timur. Banjir akibat meluapnya Sungai Lamasi dan Makawa yang melintasi ketiga kecamatan itu megakibatkan ratusan rumah penduduk terendam.

Ketinggin air di tiga kecamatan berkisar antara 50 senti meter (cm) hingga satu meter. Bencana tersebut terjadi setelah hujan mengguyur Kabupaten Luwu selama beberapa jam.

Di Kecamatan Lamasi terdapat dua desa yang kini terkena banjir, yaitu Desa Salujambu dan Awo Gading. Sedangkan di Kecamatan Walenrang Timur yang tergeang adalah Desa Kendekan dan Seba-Seba. Sementara itu enam desa di Kecamatan Lamasi Timur yang lebih dulu terkena banjir adalah Pararra, Pompengan, Pompengan Tengah, Pompengan Utara, Toalemo, dan Desa Salupao.

Banjir terparah terjadi di Desa Pompengan Utara, Parrra, dan Salupao. Meski ketinggian banjir mencapai ketinggian satu meter, warga bertahan di rumah masing-masing.

Cr : Metrotvnew.com

Kalimantan Timur

Anak-anak itu berjalan berarak menerabas aliran air. Yang mereka lewati itu bukanlah sungai, melainkan jalanan. Sepanjang jalan yang biasa mereka lewati saat menuju ke sekolah, kini terendam banjir.

Para remaja itu adalah murid SMP Negeri 16 Berau, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, yang akan mengikuti Ujian Nasional (UN). Banjir di Berau telah berlangsung beberapa hari, akibat hujan deras yang terus mengguyur.

Mereka harus menerjang banjir itu untuk mencapai ruang kelas. Penuh keprihatinan. Sepatu harus ditenteng, celana dan rok pun harus dicincing agar tidak basah.

Menerabas banjir merupakan perjuangan tersendiri bagi para pelajar yang sedang menghadapi UN itu. Namun, banjir ini tidak menyurutkan semangat mereka untuk mengikuti ujian akhir untuk menentukan kelulusan.

Sesampainya di sekolah, para pelajar juga mendapati halaman sekolah mereka digenangi air. Meski begitu, para pelajar ini dengan tertib memasuki ruang ujian.

Meski diterjang banjir, kegiatan UN di SMP Negeri 16 Berau tetap berjalan lancar. Di hari pertama ujian memang sempat tertunda beberapa jam, karena distribusi soal terhalang oleh banjir.

Cr : Liputan6.com


Ceban merasa prihatin karena Banjir ternyata terjadi di daerah lain selain Batavia, Ceban berharap bahwa banjir tidak akan terulang lagi di kemudian harinya dan tidak mengangu aktivitas kita yang dapat merugikan banyak orang :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar